Sebelum Kau Lelap
Hay,
Terima kasih sudah menjadi orang baik yang hadir dalam hidupku
Kala kita berjumpa akan segera usai, bolehkan tuk tidak pergi?
Tapi aku harap aku dan kamu akan tetap seperti ini, meski aku mulai ragu, sungguh.
Bagaimana jika kita rindu? Ah, pasti hanya aku.
Dan tentang kamu,
aku sudah sediakan tempat
Hingga nanti saat raga tak lagi bertemu pandang
kupastikan namamu tak pernah luput dari ingatan
lalu, bagaimana denganmu? Apakah sudah mulai kau lupakan?
Aku tak suka perihal waktu yang memaksa pisah
Aku tak suka saat kau jauh dari pandangan
Semesta dan rencananya telah siap
Ia harap supaya dengan jarak yang memisah
ada rasa yang menghilang, pasti sudah untukmu, bukan?
Namun nampaknya akan ada rindu yang menggebu, dan itu hanya aku
Saat kubuka fotomu yang kusimpan rapi di album itu.
Selamat malam, selamat tidur, tuan yang akan segera meninggalkan persinggahan untuk melanjutkan perjalanan.
bagaimana bisa kau tertidur dengan lelap sementara aku terus mengusap kasar cairan bening yang terus mengusik kedua netra. Memang benar, hanya aku yang menyedihkan untuk melepas sesuatu yang sejak awal tidak pernah menjadi milikku, ya, kamu!