Lullaby

--

Malam kian pekat

Tangis malam hari mulai terdengar

Bersamaan dengan berisiknya suara dalam kepala

Tembok sebagai pendengar

Bantal sebagai peredam

Betapa takutnya akan masa depan

Dia menangis setiap malam

Meski sepanjang hari tertawa

Bersembunyi dalam senyum yang menyenangkan

Melampiaskan resah di malam yang panjang

Tanpa sandaran, tanpa dukungan

Ia hanya sendirian

Terjaga sepanjang malam

Mengais kenangan indah yang Ia coba kembalikan

Namun waktu tak dapat dihentikan

Ia melipat tangannya, berdoa katanya

Menangis tanpa berkata

Rasanya Tuhan sedang menjawab kebimbangannya

SuaraNya menjadi pengantar tidur paling mujarab

--

--